Memahami Investasi Saham dengan Asumsi Investasi Tanah
Saham itu surat berharga bentuk kepemilikan perusahaan yang memiliki nilai senilai aset dari suatu perusahaan. Dikarenakan suatu aset perusahaan bernilai tinggi maka dipecahkan kembali menjadi lebih murah dan diedarkan / jual belikan ke masyarakat
Ibaratkan tanah memiliki Sertifikat tanah sebagai bentuk perwakilan kepemilikan tanah. Begitu juga perusahaan dibuat sertifikat yang memiliki nilai dari aset suatu perusahaan. Karena nilai aset perusahaan itu tinggi (mahal), tidak semua orang bisa membeli perusahaan karena itu dipecah menjadi lembaran lembaran dan masyarakat bisa membeli(go public).
Sama seperti konsep tanah saat ini. Ada yang punya tanah anggap saja 1 hektar dan dijual 200juta. Karena banyak yang tidak bisa membeli maka dipecah perkapling. Bila 1 hektar menghasilkan 20 kalpling maka harga 1kapling senilai 10juta.
Seperti halnya dengan surat berharga perusahaan, ibarat harga nya 1 Milyar dan ingin dipecah supaya 1 surat berharga nya bernilai Rp. 100,- maka jumlah surat berharga tersebut menjadi 10juta lembar saham. Harga Saham naik dan turun nya tergantung pada nilai dari suatu perusahaan sendiri(bisa naik dan turun). Tanah juga begitu, nilainya bisa berubah sewaktu waktu.
Bagaikan tanah, saat ini mungkin perkapling bernilai 10 jt, namun harga kedepan nya bisa berubah. Hal itu dipengaruhi juga oleh nilai strategis dari tanah tersebut misalnya tanah nya tiba tiba dibuat jalan maka nilainya naik. Tanahnya dianggap produktif dan banyak yang mau membeli maka harganya juga naik.
Sama hal juga perusahaan, nilai suatu aset perusahaan bisa bernilai tinggi ketika suatu perusahaan tersebut tumbuh pesat. Perbedaan perusahaan dan tanah terletak pada produktivitas. Investasi di saham tidak hanya mendapatkan keuntungan dari jual belinya, namun juga produksinya/Deviden.
Setiap tahunnya perusahaan melakukan pembukuan akuntansi dari keuntungan/kerugian, naik turunnya aset perusahaan, hutang dan hal hal akuntansi lainnya itu yang biasa disebut dengan laporan keuangan perusahaan. Laporan Keuangan Perusahaan terbagi secara tahunan maupun kuartil. Laporan tersebut menjadi bahan analisis yang disebut analisis fundamental. Seorang Investor saham yang menunggu keuntungan dari deviden maka akan selalu melihat dari laporan keuangan perusahaan. Laporan Keuangan yang sehat dan selalu profit/untung, maka minat investor untuk membeli juga semakin tinggi berharap mendapatkan deviden yang tinggi juga nilai sahamnya akan selalu naik. Selisih nilai itu disebut Capital Gain/CG.
Investor yang berharap mendapatkan CG, mereka menggunakan analisis teknikal. Analisis ini mengambil data dari pergerakan harga dichart harga beda hal dengan analisis fundamental yang mengambil data dari laporan keuangan perusahaan. Jangka waktu terhadap CG juga variatif, ada yg mingguan, harian, jam dan menit bahkan detik. Jangka waktu yang singkat tersebut membuat mereka disebut dengan trader(pedagang) karena budaya mereka berjualan belian saham dengan waktu yang singkat. Sederhana seorang trader itu juga seorang investor namun mereka memiliki perbedaan dalam menajemen waktu dengan pengelolaan keuangan mereka untuk di investasikan dan menajemen resiko(analisis SWOT) yang harus dihadapi.
0 komentar: