Membaca Peluang Berinvestasi di pasar modal syariah

Secara substansinya investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan saat ini guna mendapatkan hasilnya kedepan. Investasi dilakukan dalam menjawab pemenuhan kebutuhan hidup pada jangka waktu tertentu. 
Menurut James C Van Horn, investasi adalah kegiatan yang dilangsungkan ialah dengan memanfaatkan kas pada sekarang ini, dengan tujuan untuk  mendapatkan hasil barang di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Sadono Sukirno Investasi diartikan ialah sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam suatu modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan juga perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan juga jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Mulyadi menerangkan Investasi ialah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk mendapatkan hasil laba di masa yang akan datang. 
Adapun bentuk investasi bisa pada materil maupun non materil. Non materil. Pada dasarnya untuk mempersiapkan diri sejak dini untuk masa selanjutnya.
Saham merupakan salah satu produk investasi dari memenuli kubutuhan ekonomi guna menawarkan permodalan berbasis masyarakat. Didalam sistemnya terdapat konsep muammalah yang kuat. Kita ketahui bersama para pengusaha di Indonesia saat ini berjuang untuk membesarkan perusahaannya namun terkadang minimnya modal menjadi halangan untuk ekspansi pasar go International. Pasar modal sendiri sebagai bagian dari pasar uang menawarkan program bantuan modal. Modal tersebut berasal dari menghimpun dana masyarakat dengan tawaran investasi. 
Perusahaan yang ingin mendapatkan modal di pasar modal harus menyetujui  MoU  salah satunyaperusahaan tersebut untuk Go Public(sederhananya kepemilikan umum). Perusahaan tersebut akan dihitung nilai asetnya lalu disertifikasikan. Dari nilai aset yang disertifikasikan akan dipecah mengikuti dari komitmen bersama hitungan jumlah nilai jual saham perlembar. Lembaran itu dijual sistem lelang kepada kalangan masyarakat.

Masyarakat yang memiliki 51% saham mempunyai peluang kekuatan untuk mengintervensi perusahaan pada RUPS(Rapat umum pemegang saham). Bayangkan bila masyarakat di Indonesia saat ini sadar akan peluang yang ada. Bila dari 260juta masyarakat menginvestasikan sebagian uangnya untuk membeli suatu saham perusahaan dengan informasi fundamental perusahaan baik dalam arti sehatnya laporan keuangan itu akan menjadi peluang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang diraup dari deviden(keuntungan perusahaan yang periodik dibagikan setiap tutup buku perusahaan ) maupun capital gain(selisih nilai jual saham). 
Bayangkan bila masyarakat Indonesia bersatu membeli perusahaan asing yang baik itu akan menjadi suatu peluang devisa negara. Bayangkan bila masyarakat membeli saham umat muslim ataupun bangsa Indonesia maka akan turut membatu memodalkan usaha umat dan bangsa.

Saham syariah menawarkan peluang untuk umat muslim menolong umat muslim(Ta’min, Takaful atau Tadhamun) bagi mereka sadar dan berfikir. Peluang ini sangatlah kompetitif untuk menjawab tantangan masa depan dimana siklus perubahan sosial mengarah pada kapitalisme(penguasaan mutlak pada suatu individu). Keseimbangan ekonomi akan goyah memungkinkan kejadian kelompok masyarakat lemah, tertindas, buruh(Mustadh'afin) oleh ada kaum penindas,penguasa(Mustakbirin)
Bila masyarakat menyadari hal ini maka kapitalisme bisa merajai dan kita hanya bisa menjadi sapi betina(budak perah oleh kalangan kapitalis). Bila umat bersatu padu menggelar konsep ini dengan menabung saham maka kekuatan ekonomi bangsa terbangun. Mungkin saat ini belum ada sekuritas yang benar benar berasal dari kekuatan umat muslim. Harapan penulis ada lembaga yang sadar tantangan keumatan dan kebangsaan ini kedepan menjadikan suatu peluang untuk keumatan yang madani yang mapan finansial.

Bila lembaga ataupun kekuatan kelompok muslim membangun sekuritas dengan produk syariah maka akan menjadi perintis (support) dalam masalah ekonomi umat muslim. Kita sebagai manusia diciptakan sebagai khalifah Fill Ardh yang fitrahnya hanif(trendsetter perubahan nenuju kearah kebaikan / kebenaran). 
Kebanyakan kita sibuk mengurusi sesuatu yang kurang  menjawab solusi masalah muammalah bangsa kedepan. Menelisik sejarah gerakan Islam sendiri pembangunan moralitas (akhlak) dan ekonomi umat merupakan perjuangan Rasulullah SAW. Kebanyakan kita cenderung hobi mengurusin perbedaan akidah namun kita tak sadar atas sikap itu merusak akhlak. Kita tak sadar selalu menggerutu orang lain realitas nya kita jarang introspeksi diri sendiri. Kita lalai dengan perubahan sosial dan tantangan masa depan untuk dicari solusi bukan dikritisi menolak kemajuan. Terlalu memandang hina ide seseorang padahal kita tak punya solusi. Sejatinya pembangunan moralitas bila tidak juga membangun hal maslahat maka arus menuju jahiliyah akan kembali. Islam sederhananya tidak menolak perkembangan zaman. Kemajuan saat ini sudah harus di seimbangkan dengan tawaran produk ekonomi yang sesuai dengan ketentuan syariat guna menjaga umat muslim untuk mendapatkan fasilitas sesuai keyakinannya.

0 komentar: